Tottenham Hotspur membatalkan keputusan kontroversial merumahkan sejumlah karyawan non-pemain mereka akibat krisis virus corona.

Pembatalan itu dilakukan manajemen The Lilywhites usai melakukan peninjauan terhadap keputusan sebelumnya. Tottenham mendapat kecaman dari suporter sendiri karena memanfaatkan skema retensi kerja di masa virus corona (CJRS).

CJRS itu sendiri memanfaatkan uang publik guna membayar gaji pegawai yang tidak termasuk ke dalam staf tim utama.

“Kami sangat sadar banyak suporter menentang keputusan yang kami buat mengenai staf yang tidak bisa menjalankan pekerjaan mereka dari rumah, karena sifat pekerjaan mereka, dan niat kami menggunakan CJRS untuk memastikan pekerjaan dan hak-hak bekerja dilindungi,” demikian pernyataan Tottenham dikutip dari Mirror.

Tottenham juga menegaskan, mereka ingin menggunakan CJRS karena memiliki tekanan yang berbeda dengan klub lain yang juga banyak mengajukan penggunaan CJRS tersebut.

“Mengingat sentimen suporter mengenai skema, menggunakan CJRS kini bukan tujuan kami saat ini hingga akhir Mei,” ucap Tottenham.

Selanjutnya Tottenham akan berkonsultasi dengan pemangku kepentingan terkait termasuk pihak Tottenham Hotspur Supporters‘ Trust guna bisa menyelesaikan persoalan tersebut dengan baik.

Sejumlah klub di Liga Inggris mengalami krisis keuangan setelah kompetisi diliburkan sementara akibat Covid-19. Tottenham dan Liverpool merupakan klub yang terdampak dan ingin menggunakan dana pemerintah guna membayar hak para pekerjanya itu.

Selain Tottenham dan Liverpool, Norwich City dan Newcastle United juga jadi klub Liga Inggris yang ingin menggunakan uang rakyat untuk kepentingan klub di masa darurat corona ini.