BOLAGILA – Olivier Giroud menjadi pemain yang terlahir kembali di Italia. Torehan dua golnya melawan Red Bull Salzburg dalam pertandingan terakhir grup Liga Champions telah memastikan tempat AC Milan di babak 16 besar.
Dalam pertandingan itu, dia menunjukkan kepemimpinan dan membuktikan mengapa Paolo Maldini benar membawanya ke Serie A untuk bekerja di bawah manajer Stefano Pioli.
Giroud mengalami fase akhir yang luar biasa dalam kariernya, sehingga menjadi striker pilihan pertama Pioli meski sudah berusia 36 tahun.
Dia telah mencetak sembilan gol dalam 18 pertandingan di semua kompetisi musim ini, sebuah pencapaian luar biasa bagi pemain yang telah menjadi protagonis dalam proyek Milan dengan mencetak gol pada momen-momen penting.
Jika dibandingkan dengan striker lain, Giroud mencetak dua gol lebih banyak dari penyerang Juventus Dusan Vlahovic meskipun 14 tahun lebih tua.
Striker Prancis itu terlibat langsung dalam tiga gol ke gawang Salzburg (dua gol dan satu assist), menjadi pemain tertua yang mencapai prestasi ini di Liga Champions sejak Opta mulai mengambil statistik untuk kompetisi klub elit Eropa pada 2003/2004.
Dia tidak menunjukkan tanda-tanda melambat dan telah menunjukkan secara konsisten bisa beroperasi di level tertinggi, termasuk di Piala Dunia Qatar 2022 pada akhir November nanti.
Menurut Gazzetta dello Sport, seperti dilansir Daily Mail, Giroud telah melakukan lebih dari cukup untuk meyakinkan hierarki Milan agar memperpanjang kontraknya pada musim panas mendatang. Diskusi akan berpusat di sekitar berapa lama durasi kontrak barunya.
Ante Rebic, Zlatan Ibrahimovic dan rekrutan musim panas Divock Origi tidak tampil konsisten seperti Giroud, yang gol-golnya telah membawa Milan ke babak gugur Liga Champions untuk pertama kalinya dalam satu dekade.
Saat Milan membutuhkannya, Giroud selalu hadir dan bertekad untuk melangkah. Dalam beberapa bulan terakhir, dia selalu menjadi penentu, mencetak kedua gol dalam kemenangan derby timnya melawan Inter yang memberi pasukan Pioli momentum untuk maju dan memenangkan Scudetto musim lalu.
Sekarang dia telah memproduksi pemain-pemain kelas Eropa saat Rossoneri ingin menjadi kekuatan di benua itu sekali lagi.
Karim Benzema dan Kylian Mbappe adalah dua pemain yang luar biasa. Tetapi, kekuatan Prancis adalah memiliki Giroud sebagai senjata rahasia untuk digunakan selama pertandingan.
Giroud memiliki kemampuan untuk bermain dengan kedua penyerang itu dan kualitas luar biasa membuatnya menjadi striker yang sempurna untuk mekanisme tim Didier Deschamps.
Kehadiran pemenang Ballon d’Or Benzema dan bintang yang sedang naik daun Mbappe membuat Giroud sulit untuk kembali ke tim utama. Tetapi, dia telah menjadi pemain kunci untuk Prancis di masa lalu dan hampir menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa negaranya.
Kualitas kepemimpinannya tumbuh di Milan, dan performanya yang luar biasa datang pada saat yang tepat saat Prancis ingin mempertahankan Piala Dunia di Qatar. Giroud memulai enam dari tujuh pertandingan Prancis di Piala Dunia 2018 saat pasukan Deschamps menang di Rusia.
Meski gagal mencetak gol, Giroud tetap memainkan peran efektif dalam tim, membawa Mbappe dan Antoine Griezmann bermain reguler.
Dia juga telah menunjukkan dalam beberapa tahun terakhir bahwa dia juga mampu membuat dampak dari bangku cadangan ketika tidak dipilih untuk bermain sejak awal.
Jika Benzema dan Mbappe gagal untuk bekerja sama, memiliki Giroud sebagai pengganti adalah pilihan yang sangat berguna bagi Deschamps.
Kekuatan mental dan profesionalismenya bisa menjadi aset utama bagi tim Prancis yang berjuang melawan cedera, menyusul konfirmasi bahwa Paul Pogba dan N’Golo Kante akan absen di turnamen tahun ini.
Giroud masih dalam kondisi luar biasa yang memungkinkan dia untuk bermain dengan jumlah menit yang tinggi musim ini, tetapi Pioli juga telah merotasinya dengan baik, yang berarti dia akan tiba di Qatar dengan relatif segar dan siap memainkan peran utama untuk negaranya.