Bambang Pamungkas menjadi salah satu andalan Timnas Indonesia, termasuk ketika skuat Garuda ditinggalkan pemain-pemain top pada Piala AFF 2012.
Bepe sudah menjadi bagian Timnas Indonesia sejak 1999. Sejak saat itu pemain yang pernah bermain di Belanda itu menjadi tumpuan lini serang di berbagai ajang internasional.
Pada Piala AFF 2012, Bepe masuk dalam skuat Timnas Indonesia. Namun kondisi tim saat itu berbeda dengan skuat Merah Putih biasanya. Kesebelasan yang saat itu dilatih Nilmaizar tidak diperkuat pemain-pemain terbaik.
Kondisi tersebut terjadi lantaran dualisme dalam induk organisasi sepak bola di Indonesia. Perpecahan tersebut tidak hanya terjadi di PSSI, tetapi juga dalam kompetisi dan Timnas Indonesia.
Timnas Indonesia saat itu hanya diperkuat pemain-pemain yang berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI), kompetisi yang diakui PSSI pada saat itu. Sementara Liga Super Indonesia, yang bermaterikan pemain-pemain langganan Timnas Indonesia, berada di bawah Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) yang berseberangan dengan PSSI.
Bepe menjadi satu-satunya pemain dari klub Liga Super Indonesia yang membela Timnas Indonesia.
“Bergabungnya saya ke tim nasional ketika itu, bukanlah menjadi sebuah pilihan yang mudah. Pilihan yang saya ambil tersebut, bertentangan dengan kebijakan klub yang saya bela Persija Jakarta. Dan juga institusi di mana klub saya berafiliasi, dalam hal ini Liga Super Indonesia, dan KPSI,” tulis Bepe dalam blog Bambangpamungkas 20.
Bermain di Piala AFF 2012 menjadi keputusan Bepe yang merasa bertanggung jawab untuk hadir mewujudkan janji setia kepada Timnas Indonesia. Bersama pemain-pemain seperti Ellie Aiboy, Irfan Bachdim, Okto Maniani, Andik Vermansah, Raphael Maitimo dan Fahruddin Aryanto, Bepe gagal membawa Timnas Indonesia melaju ke fase gugur.
Tiga kali bermain di fase grup, Bepe dan kawan-kawan meraih empat poin hasil dari sekali menang, sekali seri, dan sekali kalah. Timnas Indonesia hanya berada di peringkat ketiga Grup B, di bawah Singapura dan Malaysia yang melaju ke semifinal.
“Sebagian orang berpikir bahwa saya sudah gila, karena mengorbankan seluruh reputasi dan karier saya, demi sebuah tim yang sudah diprediksi banyak orang akan mengalami kegagalan. Sebagian lagi berpikir saya salah melangkah, karena pada akhirnya tim nasional Indonesia harus kembali tersungkur, dan bersimbah darah di AFF Cup 2012.”
“Mereka berpikir saya telah merusak kredibilitas, dan reputasi dengan menumpahkan tinta hitam di atasnya. Tetapi, tidak demikian bagi saya. Saya merasa telah mengakhiri perjalanan panjang saya bersama tim nasional, dengan sebuah kebanggaan, dan kehormatan. Setidaknya sebagai sebuah pribadi yang merdeka,” terang Bepe dalam tulisan berjudul ‘Saya Adalah Generasi yang Gagal’.
Ajang Piala AFF 2012 menjadi akhir perjalanan karier Bepe di Timnas Indonesia. Setelah berlaga di kejuaraan antarnegara Asia Tenggara itu, Bepe memutuskan menanggalkan jersey berlambang garuda di dada.