Awan mendung menggelayut di langit Jakarta, Kamis (1/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan dari sedang hingga tinggi akan terjadi hingga 1 minggu ke depan.

BOLAGILA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan akan ada potensi hujan petir yang akan terjadi di sebagian besar wilayah DKI akarta hari ini, Sabtu (23/12/2023). Lewat peringatan dini cuaca, BMKG menyebut kondisi tersebut bakal terjadi di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.  

“Waspada potensi hujan disertai kilat/petir pada sore dan malam hari di Jakpus, Jakbar, Jaksel dan Jaktim,” jelas BMKG diperingatan dini cuaca hari ini, Sabtu.

Begitu pun untuk wilayah sekitar Jakarta yang merupakan daerah penyangga. Dilaporkan hujan disusul petir dan angin kencang akan terjadi pada siang hingga malam hari disebagian wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi. 

“Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada skala lokal dan durasi yang relatif singkat pada rentang waktu antara siang hingga menjelang malam hari di sebagian wilayah Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi,” kata BMKG

Meski demikian, kondisi cuaca pagi hari ini untuk seluruh wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi serta Tangerang diprediksi cerah berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip BOLAGILA dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang Malam
 Jakarta Barat Cerah Berawan Cerah Berawan Hujan Ringan
 Jakarta Pusat Cerah Berawan Cerah Berawan Hujan Ringan
 Jakarta Selatan Cerah Berawan Cerah Berawan Hujan Petir
 Jakarta Timur Cerah Berawan Cerah Berawan Hujan Ringan
 Jakarta Utara Cerah Berawan Cerah Berawan Berawan
 Kepulauan Seribu Cerah Berawan Cerah Berawan Berawan
 Bekasi Cerah Berawan Berawan Hujan Ringan
DepokCerah BerawanBerawanHujan Sedang
Bogor Cerah  Berawan Hujan Ringan
Tangerang Cerah Berawan Berawan Berawan

Waspada Cuaca Ekstrem Saat Pancaroba, Berpotensi Hujan Lebat hingga Angin Kencang

Potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia pada hari ini dipengaruhi oleh kemunculan bibit siklon tropis 92S di Samudera Hindia selatan Jawa Barat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau, masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di masa peralihan atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.

“Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan lebat disertai petir dan angin kencang serta hujan es,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dilansir dari Antara, Senin (30/10/2023).

Ia mengemukakan, arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca tiba-tiba bisa berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya. Namun, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam.

Ia menyebutkan, awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh di saat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas. Namun, menjelang sore hari, awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin.

“Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati,” katanya.

Dwikorita menyampaikan BMKG memprediksi awal musim hujan 2023/2024 umumnya akan terjadi pada bulan Oktober-Desember 2023, yaitu sebanyak 477 Zona Musim (ZOM) atau 68,2 persen. Sementara puncak musim hujan umumnya diprakirakan pada bulan Januari-Februari 2024, yaitu sebanyak 385 ZOM (55,1 persen).

Sementara sifat hujan pada periode Musim Hujan 2023/2024 diprakirakan normal 566 ZOM (80,9 persen), atas normal sebanyak 69 ZOM (9,9 persen), dan bawah normal 64 ZOM (9,2 persen).

Langkah Mitigasi Hadapi Cuaca Ekstrem

Karena itu, Dwikorita juga meminta kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan institusi terkait untuk melakukan langkah mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis selama musim hujan, terutama di wilayah yang mengalami Sifat Musim Hujan Atas Normal (lebih basah dibanding biasanya).

“Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor,” katanya.

Selain itu, kata Dwikorita, Pemda diharapkan dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan serta pentingnya memperhatikan peringatan dini cuaca.

“Pemda dan sektor terkait juga diharapkan dapat menjadikan informasi Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 ini sebagai acuan untuk menyusun rencana Aksi Dini (Early Action), dalam rangka menekan kerugian yang dapat ditimbulkan adanya bencana hidrometeorologis,” katanya.